Monday, February 13, 2012

Peristiwa Tugu Tani, 22 Januari Diusulkan Sebagai Hari Pejalan Kaki

Jakarta - 22 Januari lalu menjadi hari yang kelam bagi pejalan kaki. Betapa tidak, 9 nyawa melayang akibat tertabrak mobil yang dikemudikan oleh seseorang dalam pengaruh narkotika di Tugu Tani, Jakarta Pusat. 22 Januari pun diusulkan sebagai Hari Pejalan Kaki.

Usulan itu dilontarkan oleh Koalisi Pejalan Kaki (KPK), sebuah gerakan yang terbentuk pada tahun 2011. Hari pejalan kaki diusulkan sebagai wujud keprihatinan atas kecelakaan maut. Hal ini sekaligus untuk mengingatkan bahwa kecelakaan pada 22 Januari lalu itu terjadi karena fasilitas yang kurang bagi pejalan kaki.

Koordinator aksi, Anthony Ladjar, menyebutkan alasan kegiatan tersebut untuk memunculkan keberpihakan pemerintah kepada para pejalan kaki. Usulan ini juga dimunculkan untuk mengenang korban sopir maut di Tugu Tani.

"Paling tidak seperti munculnya keberpihakan pemerintah dalam memperhatikan para pejalan kaki, dan untuk mengenang teman-teman kita yang kurang beruntung dari peristiwa Tugu Tani," ucap Anthony kepada detikcom, Jumat (10/2/2012).

Anthony menuntut dipenuhinya hak-hak pejalan kaki dan kepedulian dari pemerintah melalui keinginan untuk melihat Presiden SBY berjalan kaki. "Hak-hak pejalan kaki juga harus dipenuhi, inginnya dari Presiden berjalan kaki, yang penting masyarakat melihat, yang menunjukkan kepedulian dari pemerintah," ujar dia.

Untuk diketahui, Anthony pernah tidur telentang untuk menghalangi pengendara motor melintas di trotoar.

Kegiatan KPK ini berawal dari media sosial Twitter berakun @jalankaki. Rencananya, pencanangan 22 Januari sebagai Hari Pejalan Kaki akan digelar hari ini.

Sore nanti juga akan dilakukan sosialisasi agar pengendara sepeda motor tidak memacu kendaraannya di trotoar atau jalur khusus pejalan kaki. Kegiatan akan digelar di kawasan Kuningan, tepatnya di Jl Prof Dr Satrio, pada saat jam pulang kantor. Pertimbangannya, daerah tersebut sering digunakan untuk parkiran sepeda motor dan dilintasi kendaraan bermotor.

"Kami sengaja memilih jam pulang kantor, karena trotoar daerah itu sering digunakan parkiran dan pengendara motor. Yang penting kami ingin trotoar dikembalikan sebagai jalur khusus pejalan kaki," tambah Anthony.

Anthony mengingatkan masyarakat turut menjaga trotoar. Sebab trotoar merupakan hak para pejalan kaki. Untuk itu pula, pengendara sepeda motor tidak selayaknya berkendara di atas trotoar.

"Saya harap agar gerakan ini dapat mendorong masyarakat menjaga trotoar yang merupakan hak-hak mereka ini. Dan pengguna motor, tolong jangan menggunakan trotoar, karena kami jalan saja sudah susah," harap Anthony.